happy sponge

Senin, 03 November 2014

FILSAFAT ARISTOTELES, MATA KULIAH FILSAFAT UMUM



Tugas Individu

FILSAFAT ARISTOTELES





Disusun Oleh
Nur Laila                       1321020103 /C             



PRODI SIYASAH
FAKULTAS SYARIAH
IAIN RADEN INTAN
LAMPUNG
2013




KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, shalawat dan salam semoga dilimpahkan atas Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat dan sekalian umatnya yang bertaqwa.
Atas berkat rahmat dan hidayah Allah SWT, penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Filsafat Aristoteles“  ini dengan lancar tanpa halangan suatu apapun.
Selain itu, dalam proses penulisan makalah ini penulis merasa berhutang budi kepada berbagai pihak terutama kepada Dosen Pembimbing Noor Hayati, M.Ag yang telah memberikan bimbingan dan arahan dengan penuh sabar dan tulus ikhlas.
Atas segala bantuan tersebut, penulis tidak dapat membalas berupa apapun kecuali mengucapkan terima kasih seraya mengharapkan limpahan rahmat dari Allah SWT sehingga segala kebaikan itu mendapatkan pahala dari Allah SWT.
Akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini tentu disana sini masih terdapat kelemahan atau pun kekurangan, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari pihak manapun demi perbaikan selanjutnya, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin




Bandar Lampung, 11 Desember 2013




Penulis




BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Manusia memulai berfilsafat ketika manusia itu sendiri mulai menyadari keberadaannya di dunia yang dihadapkan pada berbagai kenyataan yang tidak dapat di pahaminya yang hal ini memberikan suatu tanda tanya dalam diri manusia, seperti Kapan kehidupan di dunia ini di mulai? Adakah yang menciptakanya? Siapakah manusia? Bagaimana manusia dapat hidup? Walaupun pertanyaanya terlihat sederhana, tetapi tidak mudah untuk di jawab.
Melalui filsafat manusia di suruh untuk berfikir mendalam, menyeluruh dan kritis. Karena, pada hakekatnya manusia ingin menjawab segala persoalan yang melingkupi kehidupan manusia dan pembicaraan filsafat menjadi terbatas. Dalam rentang sejarah tidak sedikit manusia-manusia jenius mencoba menjelaskan persoalan-persoalan tersebut, pikiran-pikiran mereka sering kali bertentangan, radikal, bahkan tidak masuk akal. Seperti filsafat Aristoteles yang akan kita bahas dalam makalah ini.

1.2.Rumusan Masalah
1.2.1.      Bagaimanakah sejarah hidup Aristoteles?
1.2.2.      Bagaimana corak filsafat Aristoteles?

1.3.Batasan Masalah
Dalam penulisan makalah ini penulis membatasi pembahasan makalah pada filsafat Aristoteles.

1.4.Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini agar kita dapat mengetahui :
1.    Sejarah hidup Aristoteles
2.    Corak dan pemikiran-pemikiran filsafat Aristoteles


BAB II
PEMBAHASAN

2.1.  Sejarah Aristoteles
Seorang filsuf besar dari Yunani lahir di Stagira, Thrace yang hidup pada tahun 384-322 SM. Ayahnya yang bernama Nicomachus, beliau adalah seorang dokter di istana Amyntas III, Raja Macedonia. Pada saat Aristoteles berkelana ke Asia kecil. Ia menikah dengan Pythias, keponakan perempuan penguasa Atarneus. Namun pernikahanya tidak berlangsung lama, kemudian Aristoteles menikah lagi dengan Herpyllis, dan di karuniani seorang anak laki-laki yang di beri nama Nicomachus ( seperti nama ayahnya ).
Tatkala berumur 18 tahun ia di,irim ke Athene dan dimasukan di Akademia Plato selama 20 tahun. Dari situlah Aristoteles menemukan pemikiran-pemikiran diantaranya pemikiran yakni tentang logika, negara, metafisika, etika, pengetahuan dan ontologi. Meskipun diantara keduanya terdapat perbedaan-perbedaan pandangan, tetapi Aristoteles dianggap sebagai murid yang mewarisi pemikiran-pemikiran gurunya, dan dianggap sebagai salah satu tokoh penggerak zaman.
Dia juga dianggap sebagai peletak tonggak dasar dalam sejarah pemikiran Barat. Bahkan Michael H. Hart menilai bahwa Aristoteles adalah seorang filosuf dan ilmuwan terbesar dalam dunia masa lampau. Dia memelopori penyelidikan ihwal logika, memperkaya hampir tiap cabang falsafah dan memberi sumbangsih tak terperikan besarnya terhadap ilmu pengetahuan. Meskipun banyak ide-ide Aristoteles yang tampaknya kini sudah ketinggalan zaman, tetapi yang paling penting dari apa yang pernah dilakukannya adalah pendekatan rasional yang senantiasa melandasi karyanya.
Dia filosof orisinal, dia penyumbang utama dalam tiap bidang penting falsafah spekulatif, dia menulis tentang etika dan metafisika, psikologi, ekonomi, teologi, politik, retorika, keindahan, pendidikan, puisi, adat-istiadat orang terbelakang dan konstitusi Athena. Salah satu proyek penyelidikannya adalah koleksi pelbagai negeri yang digunakannya untuk studi bandingan.

2.2.  Logika
Aristoteles diangap sebagai Bapak logika, karena dialah orang yang pertama kali dengan sistematik menyusun kaidah-kaidah berfikir yang valid. Berfikir logis sebelum masa Aristoteles memang sudah dilakukan orang, tetapi sifatnya masih alami (natural), untuk hal-hal yang sederhana.
Untuk hal-hal yang rumit masih di perlukan adanya suatu asas berfikir yang maton (devinisi) yang dapat di jadikan ukuran bagi benar atau salahnya suatu pernyataan. Untuk itulah Aristoteles menyusun asas dan kaidah berfikir yang sekarang di kenal dengan nama logika formal. Di sebut logika formaal karena logika itu menyangkut kaidah berfikir benar karena bentuknya. Sering juga di sebut logika tradisional, karena nantinya berkembang apa yang di sebut logika bermoderen. Inti ajaran logikanya ialah pada cara menarik kesimpulan dengan suatu cara yang di sebut silogisme. Yaitu menarik kesimpulan dari kebenaran umum untuk hal-hal yang sifatnya khusus.contoh yang kalsik silogisme sbb:
1)      Semua orang fana
2)      Aristoteles adalah orang
3)      Aristoteles adalah fana
Kesimpulan bahwa Aristoteles adalah fana, ditarik dari kebenaran yang sifatnya umum yaitu bahwa semua orang adalah fana, padahal jelas bahwa Aristoteles adalah jenis orang.
Menarik kesimpulan menurutnya dapat dilakukan dengan dua jalan. Pertama dengan jalan silogisme, jalan ini disebut juga apodity atau sekarang lazim disebut deduksi. Jalan kedua adalah epagogi, yang sekarang disebut induksi, yaitu menarik kesimpulan umum dari kenyataan-kenyataan khusus.
Aristoteles juga berhasil menyusun pengertian yang ada menjadi sepuluh macam yang disebut kategori yaitu:
1.      Substansi (diri), misalnya : manusia, rumah.
2.      Kwantita (jumlah), misalnya : satu dua tiga.
3.      Kwalita (sifat), misalnya : putih pandai tinggi.
4.      Relasi (hubungan), misalnya : A anak B
5.      Volume (tempat), misalnya :  di toko di rumah
6.      Tempos (waktu), misalnya : kemarin sekarang nanti besok
7.      Situasi (sikap), misalnya : duduk berdiri lari jalan
8.      Status (keadaan), misalnya : guru pengasuh lurah
9.      Aksi (tindakan), misalnya : membaca menulis membuat
10.  Passiva (penderita), misalnya : tepotong tergilas
Dari macam kesimpulan kategori diatas, substansi lah yang menjadi pokoknya. Kesepuluh kategori diatas meliputi keseluruhan hubungan. Hal itu dapat dijelaskan sebagai berikut. Setiap sesuatu pastilah merupakan zat sustansi,yang terdiri atas sekian banyak kwantitas , mempunyai tanda atau ciri kwalitas, tak lepas dai cakupan waktu tempo, mempunyai sangkutpaut dengan lainnya relasi, mempunyai kedudukan tertentu status, senantiasa berbuat aksi melahirkan renten yang lain passiva.

2.3.  Metafisika
Metafisika secara umum ialah suatu pembahasan filsafati yang komprehensif mengenai seluruh realitas atau tentang sesuatu yang ada.
Bila orang-orang sofis banyak yang menganggap manusia tidak akan mampu memperoleh kebenaran, Aristoteles dalam metaphysics menyatakan bahwa manusia dapat mencapai kebenaren (mayer:152.) salah satu teori metefisika Aristoteles yang penting ialah pendapatnya yang menyatakan bahwa matter (barang) dan form (bentuk) itu bersatu, mater memberikan substansi sesuatu, form memberikan pembungkusnya. Setiap objek terdiri atas matter dan form, bagi plato matter dan form berada sendiri-sendiri. Ia juga berpendapat bahwa matter itu potensial dan form itu aktualitas.
Namun,ada substansi yang murni form, tanpa potentialty. Jadi tanpa matter, yaitu Tuhan. Aristoteles percaya adanya Tuhan. Bukti adanya Tuhan menurutnya adalah Tuhan sebagai penyabab gerak (a fish cause of motion).
Tuhan itu menurut Aristoteles berhubungan dengan dirinya sendiri. Ia tidak berhubungan dengan (tidak memperdulikan) alam ini. Ia bukan pesona. Ia tidak memperhatikan do’a dan keinginan manusia. Dalam mencintai Tuhan, kita tidak usah mengharap ia mencintai kita. Ia adalah kesempurnaan tertinggi, dan kita mencontoh kesana untuk perbuatan dan pikiran-pikiran kita (mayer:159).
Menurut Aristoteles, Nous atau akal budi merupakan bagian yang paling mulia dalam diri manusia. Oleh karena itu, dalam ajaran Aristoteles, unsur-unsur filsafat ke-Tuhanan bertitik pangkal dariuraian kemampuan akal budi manusia itu. Dalam hal ini Aristoteles mencari dasar uraiannya dalam pengamatan inderawi di dunia yang berubah-ubah. Dia mengamati gerak, dan sampai kepada kesimpulan bahwa ada penggerak. Ia kemudian juga menyimpulkan bahwa ada “yang menggerakkan tanpa digerakkan sendiri”. Jalan pikiran Aristoteles itu diterapkan oleh Thomas Aquinas dalam “panca marga” (quinque viae) guna menyatakan adanya Tuhan berdasarkan pengalaman dan penalaran filosofis.



2.4.  Etika
Etika adalah suatu ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruknya, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia kepada manusia lainnya, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia didalam perbuatan mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat.
Tujuan etika ialah mencapai kebahgiaan sebagai barang tertinggi dalam penghidupan. Tugas dari pada etika ialah mendidik kemauan manusia memiliki sikap yang pantas dalam segala perbuatan. Kebaikkan letaknya ditengah-tengah antara dua ujung yang paling jauh. Misalnya berani adalah antara pengecut dan nekat, dermawan antarak.ikir dan pemboros, rendah hati letaknya antara jiwa budak dan sombong. Maka agar pandangan yang sehat yaitu budi dan tahu mempengaruhi sikap manusia, perlulah manusia pandai menguasai diri. Orang yang dapat menguasai diri tidak akan terombang-ambing oleh hawa nafsu, tidak akan tertarik oleh kemewah-mewahan.
Disamping etika mengambil jalan tengah ada tiga hal yang perlu dipenuhi untuk mencapai kebahagiaan hidup yakni :
  1. Manusia harus memiliki harta secukupnya, supaya hidupnya terpelihara.
  2. Manusia harus memiliki rasa persahabatan
  3. Manusia harus memiliki keadilan.
Keadilan dan persahabatan adalah budi yang menjadi dasar hidup bersama dalam hidup bersama dalam keluarga dan Negara.

2.5.  Pengetahuan
Filsafat tentang logika diatas menjadi dasar filsafat pengetahuan. Selain berjasa dalam membangun logika, Aristoteles juga berjasa dalam usahanya untuk menggambarkan tahbapan-tahapan kemajuan pengetahuan manusia. Menurutnya, pengetahuan dimulai dengan tahapan inderawi yang selalu partikular. Tahapan pengetahuan selanjutnya adalah abstraksi menuju pengetahuan akal budi yangbercirikan universal.
Dalam hal ini, filsafat pengetahuan Aristoteles merupakan kebalikan dari filsafat pengetahuan Plato. Dasar filsafat pegetahuan Aristoteles bukanlah intuisi, tetapi abstraksi. Oleh karena itu, benar bila dikatakan bahwa Aristoteles tidak selalu sepaham dengan gurunya sendiri, Plato, bahkan mungkin bertentangan.


2.6.  Ontologi
Menurut Aristoteles ontologi pada dasarnya di maksudkan untuk mencari makna ada dan struktur umum yang terdapat pada ada, struktur yang dinamakan kategori dan susunan ada. Akan tetapi hasil pencarian Aristoteles menunjukkan bahwa pertanyaan mengenai makna ada membawa kita pada penghargaan terhadap keajaiban eksistensi manusia, sedangkan studi mengenai kategori membawa pada sebab pertama asal usul dari segala sesuatu ( Tuhan ). Tidak berlebihan jika di katakan bahwa motif yang sesungguhnya dalam studi mengenai ontologi adalah jastifikasi atau evokasi terhadap agama, di samping jastifikasi atas pengetahuan dan emosi etis.


BAB III
PENUTUP

3.1.  Simpulan
Dari uraian pada paragraf-paragraf diatas, dapat disimpulkan bahwa Aristoteles mempunyai dasar-dasar ajaran tentang filsafat yang kemudian banyak berkembang di Barat. Meskipun demikian, ada juga cendekiawan muslim yang terpengaruh oleh pemikiran filsafatnya.
Dalam filsafatnya, Aristoteles bertitik tolak dari apa yang dia amati dalam hidup manusia dan hidup masyarakat. Dari praksis nyata dan data-data, dia kemudian menyimpulkan menjadi suatu theoria yang meliputi segala data pengamatan itu.
Karya Aristoteles yang cukup banyak mencakup berbagai cabang ilmu pengetahuan. Selain mengajarkan tentang logika, pengetahuan, dan metafisika, Aristoteles juga mengajarkan etika, negara, manusia dan sebagainya. Hal ini menunjukkan bahwa Aristoteles merupakan tokoh yang luas ilmu pengetahuannya dan merupakan ilmuwan yang pantas mendapatkan acungan jempol.

3.2.  Saran
Pendapat kami setuju dengan pemikiran Aristoteles tentang filsafat, didalam berfilsafat beliau menggunakan logika, berbeda dengan Plato yang tertarik pada pengethuan kealaman dalam filsafatnya, dan ia mementingkan observasi. Aristoteles juga percaya adanya Tuhan, bukti adanya tuhan menurutnya adalah tuhan sebagai penyebab penggerak. Maka bagi yang ingin mempelajari filsafat atau berfilsafat baik juga untuk merujuk pada filsafat Aristoteles karena beliau adalah filosof besar yang berpandangan luas.


DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Zaenal.2011. Penagntar Filsafat Barat. Jakarta : Rajagrafindo Persada.
Fearn, Nicholas. 2002. Cara Mudah berfilsafat. Yogyakarta: AR-RUZZ MEDIA
Khanafie, Imam. 2006. Filsafat Islam, Pekalongan: Stain Press
Skoot,Louis._______. Pengantar Filsafat, ______
Tafsir, Ahmad. 1990. Filsafat Umum, Bandung: PT.Remaja Rosdakarya
http://makalahe19.blogspot.com/2012/10/makalah-filsafat-aristoteles_23.html